Tradisi Ber-Haji Di Gantarang dan Berkah Tanadoang Kepulauan Selayar

Penduduk selayar masih banyak yang percaya pada dunia ghaib,roh-roh halus dan berbagai kekuatan sakti lainnya (religio-magis).meskipun penduduk kabupaten mayoritas menganut ajaran agama islam,namun dalam pelaksanaan syariat sebagian besar diwarnai oleh sisa-sisa pengaruh hindu. Ajaran Hindu lebih awal berpengaruh di Indonesia, rupanya telah menyimpan kepercayaan dipegang teguh masyarakat Selayar. Realitas tersebut tercermin melalui kebiasaan membakar kemenyan (dupa), menyiapkan sesajen, bunga-bungaan terutama upacara keagamaan daur hidup. Upacara terdiri atas memulai penebangan hutan (membuka lahan baru), penanaman padi, panen, membuat emping/hasil laut, menghindarkan diri dari wabah penyakit (songkabala), meminta hujan lain-lain. Timbulnya kecenderungan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai budaya (tradisi) hingga eksis sampai sekarang prinsipnya disebabkan lingkungan.menurut orang-orang meyakini tradisi “Ber-haji gantarang Berkah Tanadoang”,bahwa menunaikan sholat Idul Adha sebanyak 7 (tujuh) kali Gantarang Lalang Bata,sama artinya atau kedudukannya dengan orang melakukan ibadah haji ke Tanah Suci Mekkah. Asumsi entah dalil apa dijadikan dasar ini, terbukti berasal luar tempat ini